Minggu, 09 Februari 2020

Utsman bin Affan 

Rasulullah bersabda,

 “Barang siapa yang selamat dari tiga hal, maka sesungguhnya dia selamat; Kematianku, Dajjal dan pembunuhan terhadap khalifah yang sabar dengan kebenaran dan menyampaikannya."

Pembunuhan terhadap khalifah yang sabar yang dimaksud adalah Utsman bin Affan.

Ia merupakan Khulafaur Rasyidin dengan masa kekuasaan terlama. Sama seperti dua pendahulunya, 'Utsman termasuk sahabat utama Nabi Muhammad. Pernikahannya dengan dua putri Nabi Muhammad membuatnya mendapat julukan Dzun Nurain (pemilik dua cahaya).

 Nasab

Utsman dilahirkan lima tahun setelah tahun Gajah, di Thaif. Ayahnya bernama Affan bin Abi al-'Ash , dari bani Umayyah, dan ibunya bernama Arwa binti Kurayz , dari Abd-shams , dua suku Quraish yang kaya dan terpandang di Mekah. Neneknya bernama Ummu Hakim, Baidha binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah. Utsman memiliki satu saudara perempuan, Aminah. Ia tercatat sebagai salah satu dari 22 orang Mekah yang bisa menulis.

 Islam

Sekembalinya dari perjalanan ke Syam, Utsman mengetahui tentang Nabi Muhammad. Setelah berdiskusi dengan Abu Bakar, Utsman masuk Islam, dan menjadi salah seorang yang paling awal memeluk Islam.

 Hijrah ke Habasyiah

Utsman dan istrinya, Ruqayyah, bermigrasi ke Habasyiah (Ethiopia), bersama sepuluh pria dan tiga wanita. Sejumlah Muslim bergabung dengan mereka kemudian. Menyusul gencarnya tekanan kafir Quraisy.

 Hijrah ke Madinah

Utsman dan istrinya, Ruqayyah, berada di kelompok ketiga yang bermigrasi ke Madinah. Utsman tinggal bersama Abu Talhah bin Tsabit sebelum pindah ke rumah yang ia beli. Ketika Ali menikahi Fatimah, Utsman membeli tameng Ali seharga lima ratus dirham. Utsman mempersembahkan baju besi kepada Ali sebagai hadiah pernikahan.

 Perjanjian Hudaibiyah

Utsman menjadi utusan Nabi Muhammad kepada Kafir Quraisy tahun 6 H. Beliau menjelaskan tujuan kedatangan Nabi Muhammad saw ke Makkah bukan untuk berperang. Umat Islam datang untuk ibadah haji. Ketika Utsman bin Affan di Makkah, tersebar berita bahwa ia dibunuh. Akibat berita itu, Nabi Muhammad memerintahkan umat Islam berbaiat sumpah setia untuk membelanya. Peristiwa tersebut dikenal dengan Baiatur-Ridwan.

 Khalifah Abu Bakar

Utsman bertindak sebagai penasihat dimasa khalifah Abu Bakar. Di ranjang kematiannya, Abu Bakar mendiktekan keinginannya kepada Utsman, dan mengatakan bahwa penggantinya adalah Umar. 

 Keluarga

 Diantaranya:
-Ruqayyah binti Rasulullah SAW. Darinya Utsman memiliki anak bernama Abdullah yang meninggal pada usia 6 tahun. Saat perang Badar, Ruqayyah sakit. Karenanya Utsman tidak ikut berperang untuk merawat Ruqayyah, yang akhirnya meninggal di penghujung pertempuran tersebut.

-Ummu Kultsum binti Rasulullah SAW. Darinya Utsman tidak memperoleh keturunan. Ummu Kultsum wafat pada 9 H.

-Nailah binti Al-Farafishah, yang melahirkan Maryam. Nailah berasal dari keluarga Nasrani Kufah dan berislam melalui Aisyah Ummul Mu'minin. Saat pemberontak menyerang 'Utsman, Nailah berusaha melindunginya dari tebasan pedang yang menyebabkan jari tangannya putus.

 Sifat dan keutamaan

-Utsman bin Affan termasuk sepuluh orang sahabat yang dijamin masuk surga.

-Anggota syura, yang ketika Rasulullah wafat beliau meridhai 6 orang ini.

-Salah seorang khalifah al-mahdiyin, yang diperintahkan untuk mengikuti sunahnya.

Utsman seorang yang rupawan, lembut, mempunyai janggut dan rambut lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendirian yang besar, berbahu bidang, bentuk mulutnya bagus, berdahi lebar, dan telapak kakinya juga lebar. Ia terkenal dengan akhlaknya yang mulia, sangat pemalu, dermawan, dan terhormat.

 Kebijakan Utsman

-Membeli Sumur Arumah.

-Menyatukan dan menjadikan mushaf standar untuk menghindari perselisihan pembacaan dan pembelajaran Al-Qur'an.

-Membentuk dan memperkuat armada laut.

-Memperluas penyebaran islam.

-Mendanai Jaisy Al-‘Usrah.

-Bersabar dan melarang para Sahabat untuk memerangi para pendemo dan pemberontak, sehingga tidak ada pertumpahan darah karenanya. 

=>

"Fitnah pembunuhan Utsman berkaitan erat dengan fitnah Dajjal akhir zaman. Pendemo, pengepung dan pembunuh Utsman adalah generasi yang tak sempat merasakan lingkungan Kenabian, menerima Islam dari orang tua layaknya warisan."

At-Talid Wath-Tharif. Dr. Abu Bakar Adni Al-Masyhur.

 Menjadi Khalifah

Utsman memegang Khilafah lewat syura yang telah ditunjuk Umar bin Khattab sebelum kematiannya. Sebagai perwakilan Ahli Syura, Abdurrahman bin Auf menunggu tiga hari untuk meminta pendapat Muhajirin dan Anshar mengenai pembaiatan Utsman. Setelah mendapat keputusan, Abdurrahman membaiat Utsman, disusul oleh Ali, lalu semua penduduk Madinah membaiat khalifah terpilih ini. 

Perluasan daerah di masa Utsman Diantaranya:

-Armenia, dipimpin oleh Salman bin Rabi'ah.

-Afrika (Tunisia), Tripoli (Libia) dipimpin oleh Abdullah bin Sa'ad.

-Azerbaijan, dipimpin oleh Walid bin Uqbah.

-Kepulauan Cyprus, dipimpin oleh Muawiyah bin
Abi Sofyan yang kemudian merambah hingga Konstatinopel, Turki, serta negeri Balkan (Yugoslavia dan Polandia).

 Demo dan pembunuhan

Rakyat berburuk sangka terhadap kepemimpinan Utsman sebab kebijakannya mengangkat keluarga dalam pemerintahan. Sementara dirinya bersikap lembut dan tidak tegas terhadap kesalahan. Sedangkan para Gubernur Bani Umayyah tidak efisien, suka menindas dan menyalah-gunakan harta Baitul Mal. Hal ini diperburuk dengan berita bohong yang disebar Abdullah bin Saba atau Ibnu Sauda dengan ajakan pelengseran Utsman atas nama para sahabat mulia. Berdatanganlah para pendemo dari Mesir. Karena akan pergi, Ali menunjuk dua orang putranya dengan senjata menjaga rumah Utsman, bersama Sahabat lainnya. Dari al-Waqidi menyebutkan, pengepungan Utsman terjadi selama empat puluh sembilan hari. Rumah Utsman dihujani anak panah. Hasan bin Ali ikut terluka. Beberapa orang menyelinap dari atap rumah salah satu Anshar dan memasuki rumah Utsman, sehingga tidak ada satupun orang di sekitar Utsman yang mengetahui. Hanya Istri Utsman yang ada di dekatnya. Muhammad bin Abu Bakar, yang termakan provokasi, sempat memegang janggut Utsman. Utsman berkata,

 "Wahai putra saudaraku, jika ayahmu tahu posisimu sekarang, ia akan malu."

Mendengar ini, Muhammad bin Abu Bakar gemetar. Dia keluar menangis karena menyadari kekeliruannya. Utsman yang tengah berpuasa menyibukkan diri dengan Alquran. Para pemberontak tidak surut. Mereka menyabetkan pedang ke tubuhnya dan Al-Quran dipangkuannya berlumuran darah.

 Sikap Ali

Sebelum pembunuhan Utsman, Ali mengirimkan bantuan dengan membawakan air dan makanan, karena para pemberontak menutup akses air. Dari Abu Jafar Al-Anshari, "Aku mengabari Ali yang sedang di mesjid, tentang pembunuhan Utsman. Ia menjawab:

"Mereka akan celaka selamanya."

Abul-Aliyah meriwayatkan, "Ali masuk melihat jenazah Utsman, ia menangis sambil menelungkupinya, hingga orang-orang mengira ia akan ikut menyusulnya."

 Fitnah Pembunuhan Utsman

Utsman meriwayatkan 146 hadits dari Rasulullah Saw. Imam Ahmad dari Aisyah, Rasulullah Saw bersabda:

“Wahai Utsman, Allah akan memakaikanmu pakaian khalifah, dan jika orang-orang munafik ingin merenggutnya, jangan lepaskan.”

Ibnu Asakir dari Anas, Nabi Saw bersabda:

"Pedang Allah selalu dalam sarungnya selama Utsman hidup. Bila ia dibunuh, pedang itu akan terhunus dan tak pernah tersarungkan kembali"

Dari Huzaifah:

"Fitnah pertama, terbunuhnya Utsman. Yang terakhir munculnya Dajjal. Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya, tidak mati seorang pun yang merasa senang atas kematian Utsman, kecuali pasti mengikuti Dajjal pada masanya. Bila tidak, maka ia akan beriman kepada Dajjal di dalam kuburnya."

 Wafat

Beliau meninggal pada usia 83 tahun hari Jumat tanggal 12/18 Dzulhijjah 35 H ketika sedang membaca al Qur’an. Kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya:

 "Ya Allah satukan Ummat Muhammad"

12 hari setelah kejadian itu, Ali di baiat menjadi Khalifah.

 Sumber:

 At-Talid Wath-Tharif.
 Dr. As-Sayyid Abu Bakr Adni Al-Masyhur

 Terjemah Tarikh Khulafa

 https://youtu.be/nArW9QKeXiw

 https://kisahmuslim.com/4066-keutamaan-utsman-bin-affan.html

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_'Affan

 http://kholilatilkhas.blogspot.com/2015/04/usman-bin-affan.html?m=1

 https://www.dream.co.id/jejak/kisah-sumur-raumah-dan-kemurahan-hati-sahabat-nabi-1508193.html

 https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/17/10/08/oxi1z6396-ketika-utsman-mendanai-jaisy-alusrah

 https://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/02/05/fitnah-terbunuhnya-utsman-bin-affan-radhiyallahu-anhu-menjawab-kerancuan-1/

Selasa, 04 Februari 2020

Umar bin Khattab

Rasulullah Saw bersabda :

 “Seandainya setelahku ada Nabi, niscaya ia adalah ‘Umar bin Al-Khaththab”

Abu Hafs Umar bin Khattab adalah khalifah kedua yang menjabat pada tahun 634 sampai 644 M dan termasuk Khulafaur Rasyidin. 'Umar merupakan salah satu sahabat utama dan ayah dari Hafshah, istri Nabi Muhammad. Ia lahir 13 tahun setelah Tahun Gajah. Ayahnya Khattab bin Nufail dari Bani Adi, dan Ibunya Hantamah binti Hisyam dari Bani Makhzum. 

Islam

Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat dihormati oleh penduduk Mekkah. Ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam, Umar bereaksi antipati terhadapnya dan memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad. Niat ini batal setelah Umar menjumpai saudarinya sedang membaca surah Thoha. Ia meminta tulisan tersebut dan terguncang oleh apa yang ia baca dan menyatakan memeluk Islam.

Madinah

Pada tahun 622 M, Umar bersama pemeluk Islam lain berhijrah ke Madinah. Ia juga terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia sangat disegani karena selain reputasinya sejak masa pra-Islam, ia juga orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad dan Islam.

Keutamaan

-Orang pertama yang dipanggil Amirul Mukminin.
-Orang pertama mengumpulkan jamaah untuk taraweh.
-Rasulullah memanggilnya dengan "Abu Hafs" karena tegas dan keberaniannya. Arti Hafs adalah Macan.
-Rasulullah memberikan gelar Al-Faruq saat ia berIslam di Darul Arqam.
-Yang pertama memperlihatkan ke Islamannya.
-Nabi menyatakan bahwa Allah mewujudkan kebenaran melalui hati dan lisan Umar.
-Setan menjauhi dirinya.
-Orang pertama yang berkeliling menjaga masyarakat di malam hari.
-Ia yang mengeluarkan orang-orang Yahudi dari Jazirah Arab ke Syam-Suriah.

Anak-Istri.
Diantaranya:

*Zainab binti Mazh'un.
Dia berasal dari Bani Jumah. Terlahirlah:
-Abdullah. Periwayat hadits terbanyak setelah Abu Hurairah.
-Abdurrahman
-Hafshah, istri Nabi Muhammad.

*Jamilah binti Tsabit.
Dia berasal dari Bani Aus dari pihak ayah dan ibu. Jamilah dan ibunya, Asy-Syamus binti Abu Amir, termasuk dari sepuluh wanita yang berbaibat kepada Nabi Saw. Darinya terlahir Ashim. Ashim menikahi gadis yang tak mau mencampurkan air kedalam susu yang di jualnya. Dengan perkataannya,

 "Bila Khalifah Umar tidak tahu maka Tuhannya Umar mengetahui."

Darinya terlahir Laila, ibu Khalifah Umar bin 'Abdul 'Aziz.

*Ummu Kultsum.
Dia adalah cucu Nabi Muhammad, putri Fatimah az-Zahra. Umar memanggilnya dengan sebutan:

 "Ya Bintal Akramin" Putri orang-orang mulia.

Kisah mereka berdua membantu persalinan keluarga Badui sangat masyhur dan mengagumkan. Ia melahirkan Zaid dan Ruqayyah.

Wafatnya Nabi

Saat wafat Nabi Muhammad pada 12 Rabiul Awal, 11 Hijriah (8 Juni 632 M) suasana sedih dan haru menyelimuti kota Madinah. Umar salah seorang yang paling terpukul atas peristiwa itu. Ia mengancam memotong kaki dan tangan orang yang berkata bahwa Nabi telah wafat. Setelah mendengar khutbah Abu Bakar, Umar kembali tenang.

Kekhalifahan Abu Bakar

Pada masa Abu Bakar menjabat khalifah, Umar merupakan salah satu penasihatnya. Setelah meninggal Abu Bakar pada tahun 634 M, Umar ditunjuk untuk menggantikannya sebagai khalifah kedua. Tentang keputusan Abu Bakar ini, Ali menyatakan:

 "Jalankan keputusanmu wahai Khalifah Rasulullah, yang kami ketahui dari Umar hanya kebaikan belaka."

=>

Sambil menunjuk Umar, Nabi Saw bersabda:

 "Orang ini benteng dari fitnah. Selama ia berada ditengah-tengah kalian, fitnah tak bisa mendekat."

Menjadi khalifah

Umar menjabat Khalifah selama 10 tahun 6 bulan. Pada hari Selasa 20 Jumadil Akhir tahun 13 H. Kata pertama diucapkannya adalah doa,

 “Ya Allah, sesungguhnya aku orang yang keras, maka lembutkanlah. Aku lemah, maka kuatkanlah. Aku kikir, maka jadikanlah aku dermawan.”

Ibnu Mas’ud mengatakan,
“Islamnya ‘Umar adalah pembuka, hijrahnya adalah kemenangan, dan kepemimpinannya adalah rahmat.”

Penasehat. Diantaranya:

-Ali bin Abi Thalib. Ia menjadi penasehat sejak Khalifah Abu Bakar Shiddiq. Tentangnya Umar berkata:

 "Aku berlindung dari memutuskan masalah tanpa didampingi Ali"

-Huzaifah Al-Yamani. Umar tidak mensholatkan jenazah seorang munafik. Hal itu selalu ditanyakannya kepada Huzaifah, Penjaga Rahasia Rasulullah.

Kebijakan

Pada masa kepemimpinannya, kekhalifahan menjadi kekuatan baru di wilayah Timur Tengah. Selain menaklukan Kekaisaran Persia Sasaniyah, Umar berhasil mengambil alih dua pertiga wilayah Imperium Romawi Timur (Byzantium). Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia. Perluasan wilayah ini diikuti pembaharuan dalam bidang pemerintahan dan politik, departemen khusus dibentuk sebagai tempat masyarakat mengadu mengenai pejabat dan negara. Pembentukan Baitul Mal dalam bidang ekonomi. Membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga menyelenggarakan sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 17 H/638 M, ia memperluas dan merenovasi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Ditahun itu pula, setelah musyawarah dengan Ali, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam di mulai dari peristiwa hijrah.

Pertempuran

Perang Yarmuk, terjadi di Damaskus pada tahun 636 M, 20 ribu pasukan Islam, dengan Khalid bin Walid sebagai Panglimanya, mengalahkan 70 ribu pasukan Romawi dan mengakhiri kekuasaannya di Asia Kecil bagian selatan.

Pasukan Islam lainnya mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia pada pertempuran Qadisiyyah (636 M), dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, Panglima Islam Sa'ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia, Rustam Farrukhzad.

Pada tahun 637 M, setelah 6 bulan mengepung Yerusalem, pasukan Islam dibawah komando Abu Ubaidah, akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk shalat di dalam gereja. Umar memilih untuk shalat di tempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan di tempat ia salat.

Wafat

Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lu'luah Fairuz, budak Mughirah bin Syu’bah. Saat ia memimpin salat Subuh. Selain Umar ada13 orang yang terkena amukan Khanzar beracunnya, 7 diantaranya meninggal dunia. Salah satu jamaah yang melihat, melemparkan mantelnya dan mengenai Si Majusi. Menyadari tak lagi bisa menghindar, dia bunuh diri. Pembunuhan ini konon dilatar-belakangi konspirasi dendam atas kekalahan Persia. Berdasarkan kesaksian Abdurrahman bin Abu Bakr, yang melihat mereka melakukan pertemuan sehari sebelum pembunuhan. Terjadilah fitnah yang ditanyakan Umar kepada Huzaifah.

 “Ada urusan apa anda dengan fitnah, wahai Amirul Mukminin? Sungguh, antara Anda dan fitnah itu ada pintu yang terkunci.”
 “Apakah pintu itu dipecah atau dibuka?”
 “Tidak (dibuka), tapi dipecah.”
 “Ia tidak akan terkunci lagi selamanya.” Jawab Umar.
Dan pintu itu pecah lewat konspirasi:
* Hurmuzan, Jenderal Persia - Majusi
* Abu Lu’luah - Majusi
* Jufainah - Nasrani

Umar wafat hari Rabu, 26 Dzulhijjah 23 H/644 M. Mendengarnya Ali berkata:

 "Demi Allah, aku berharap bisa beramal sepertimu tatkala menghadap Allah."

Umar minta izin kepada Aisyah untuk bisa di kubur bersama Dua Sahabatnya. Mendengar izin diberikan, Umar berkata untuk mempertegasnya: 

“Alhamdulillah, tak ada satu pun yang lebih penting bagiku selain itu. Jika aku telah meninggal, bawalah aku ke sana dan ucapkan salam. Katakan Umar bin al-Khattab meminta izin. Kalau dia mengizinkan, maka masukkan aku. Bila dia menolak, makamkan aku di pekuburan Muslimin."

Setelah wafat, atas wasiat Umar, 6 Sahabat yang di ridhai bermusyawarah untuk memilih Khalifah. Dan terpilihlah Utsman bin Affan.

Sumber:

At-Talid Wath-Tharif.
As-Sayyid Dr. Abu Bakr Adni Al-Masyhur.

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Umar_bin_Khattab

 https://youtu.be/Rj_x792CGEU

 https://youtu.be/7dRrwXeoxog

 https://www.islampos.com/kisah-wanita-penjual-susu-di-masa-khalifah-umar-bin-khatthab-131559/

 https://asysyariah.com/amirul-mukminin-umar-bin-al-khaththab-6/

 https://www.nahimunkar.org/hurmuzan-dan-konspirasi-persia-dalam-pembunuhan-umar-radhiallahu-anhu/ 

 https://www.islampos.com/kaab-al-ahbar-sebut-umar-akan-meninggal-tiga-hari-lagi-164071/

 https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/11/09/oz5auk396-pemegang-kunci-rahasia-ini-tahu-semua-fitnah-hingga-kiamat

Jumat, 24 Januari 2020

Habib Ali al-Habsyi

Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani ( 1265-1350 H) dalam Jami’ Karomatil Auliya menulis tentang
Habib Ali :

 ”Setiap orang yang melihat atau mendengar kabar tentangnya pasti sepakat bahwa dia pemilik cinta terbesar terhadap kakeknya Saw di abad ini. Ia habiskan waktunya untuk menyebut, memuji dan bershalawat kepada Nabi Saw. Ia guru untuk pencari ilmu dan petunjuk. Dengannya, negeri dan masyarakat mendapat rahmat dan manfaat."

Masa kecil

 Beliau lahir di Qosam, Hadramawt, hari jum’at 24 syawal 1259 H / 1839 M. Diberi nama Ali oleh
Al-Allamah Sayyid Abdullah bin Husein bin Tohir, mengambil berkah dari nama Imam Ali Kholi’ Qosam ( 527 H/1133 M). Ayahnya (1213 H) adalah Mufti Syafi’iyyah di Makkah sejak tahun 1270-1281 H, menggantikan Syaikh Ahmad Dimyathi. Setelah beliau, jabatan Mufti digantikan Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Habib Ali pernah berkata:

 “Ketika berdakwah kepada para petani, ayahku mengajak lima orang muridnya. Sampai di ladang, ayahku berkata kepada murid-muridnya, “Gantikanlah pekerjaan mereka mengolah dan mengairi ladang, supaya mereka bisa ke sini dan aku dapat mendidik mereka.”

Ibunya, Alawiyyah (1240-1309 H) binti Husein bin Ahmad al-Hadi al-Jufri, berasal dari Syibam, Hadramawt, seorang sayyidah shalihah, mengenal dan mengerti hukum Allah dan suka berdakwah. Habib Ali berkata:

 “Ketika ibuku masih hidup, aku tidak merasa memiliki uang. Bahkan aku meyakini bahwa harta dan segala sesuatu yang kumiliki adalah miliknya. Demi Allah, seandainya ibuku menjualku sebagai budak, aku akan mengakuinya dan akan kupenuhi permintaannya.”

 Habib Ali memiliki beberapa saudara: Habib Abdullah, Habib Ahmad, Habib Husain, Habib Syaikh dan Syarifah Aminah.

 Hijrah

 Ketika Habib Ali berusia 7 tahun, ayahnya hijrah ke Mekah bersama tiga anaknya yang telah dewasa; Abdullah, Ahmad dan Husein. Karena mematuhi gurunya, Al-Allamah Sayyid Abdullah bin Husein bin Tohir. Habib Ali sendiri, saat berumur 11 tahun bersama ibunya pindah ke Seiwun, untuk menambah ilmu, sesuai arahan Sayyid Umar bin Hasan bin Abdullah Al Haddad. Dalam perjalanan ke Seiwun; beliau melewati Masileh dan singgah di rumah Al-Allamah Sayyid Abdullah bin Husein bin Tohir. Beliau menggunakan kesempatan itu, untuk menelaah kitab, mengambil ijazah dan ilbas. Di antara hafalan beliau adalah kitab Al-Irsyad dan Alfiyah Ibnu Malik.

 Makkah

 Habib Ali berangkat ke Mekah, ditemani Ahmad Ali Makarim, pada tahun 1276 H atas permintaan ayahnya, dan tinggal disana selama 2 tahun. Ketika itu beliau berusia 17 tahun. Bersama abangnya, Habib Husein dan Habib ‘Alwi al-Seggaf mengkaji kitab Minhaj serta 12 buah syarahnya dan menghafalnya. Selama di Makkah, pergaulan Habib Ali selalu di awasi ayahnya.

Guru-guru, diantaranya:
 *Habib Abu Bakar bin Abdullah Al Attas
(1216 - 1281 H)
Mengenai gurunya ini Habib Ali bercerita:

 "Di perjalanan berhaji, kami singgah di Syihr. Di sana kami berjumpa dengan Habib Abubakar bin Abdullah Al-Attas. Pertama kali bertemu, jantungku hampir saja copot, kulihat beliau diliputi cahaya. Aku sangat senang dan gemas dengan Habib Abubakar. Rasanya ingin kutelan beliau."

 *Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Masyhur (1250-1320 H pengarang Bughyatul Mustarsyidin)

 *Habib Idrus bin Umar Al Habsyi (1237 - 1314 H. Musnid Hadramawt, pengarang Iqdul Yawaqit)

 *Sayyid Ahmad Zaini Dahlan
(1232-1304 H. Mufti Syafii di Makkah)

Dakwah

 Kembali dari Makkah, beliau menjadi Imam, berdakwah, mengajar dan beribadah di Masjid Hanbal, Seiwun.

 Membangun Ribath dan Mesjid

 Usia 37 tahun, beliau membangun Ribath (Pesantren) di Seiwun, dengan nama Riyadh. Ini Ribath pertama yang didirikan di Hadramaut. Habib Ali berkata:

 ”Ribath ini kudirikan dengan niat baik, dan ia menyimpan rahasia yang besar. Ribath ini menyadarkan dan membangunkan mereka yang lalai dan tertidur. Banyak faqih dan alim yang telah dihasilkannya. Ribath ini merubah orang yang tidak mengerti apa-apa menjadi orang yang alim."

 Tahun 1303 H, saat berusia 44 tahun, beliau membangun masjid disamping Ribath, dengan nama yang sama. Semua biaya ditanggung Habib Ali, termasuk biaya santri yang mondok di Ribath. Hadits Kutubus-Sittah dibacakan setiap senin di mesjid ini. Tentangnya Habib Ali menuturkan:

 “Dalam Masjid Riyadh terdapat cahaya, rahasia dan keberkahan Nabi Muhammad SAW”

 Masjid Riyadh di Solo, Indonesia, yang dibangun oleh anak beliau, Alwy, mengambil nama dari sini.

Diantara murid-murid Habib Ali :
 *Anak-anak dan adik beliau
 *Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf (ayah Al-Habib Abdul Qadir Assegaf, Jeddah)
 *Habib Muhammad bin Hadi Assegaf (penulis buku Kisah dan Hikmah-terjemah Habib Novel Al-Idrus) *Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (Gresik) *Habib Abdullah bin Umar Asy Syathiri (Pembina Ribath Tarim-ayah Sulthanul Ulama Habib Salim) 
*Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi
( Ampel Qubah, Surabaya)

 Shimtud-Durar

 Usia 68 tahun, beliau mengarang kitab maulid yang diberi nama Shimtud-Durar. Hari Kamis, 26 Shafar 1327 H dan menyempurnakannya pada 12 Rabiul-awwal 1327 H. Kitab maulid yang masyhur dan penuh barokah, hingga kini dibaca di Hadramaut, Haramain, Afrika, Zhofar, Yaman dan Nusantara. Habib Ali menyatakan:

 "Maulidku ini tersebar di tengah-tengah masyarakat, akan mengumpulkan mereka kepada Allah SWT dan akan membuat mereka dicintai Nabi SAW.” 

Anak-anak

 Habib Ali dikaruniai 5 orang anak: Abdullah, Muhammad, Ahmad, Alwi dan Khadijah.

 Wafat

 Dua tahun sebelum wafatnya, penglihatan Habib Ali memburuk sehingga beliau kehilangan penglihatannya.
Al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi wafat pada Zhuhur Ahad, 20 Rabi’uts Tsani 1333 H dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Riyadh, Seiwun, Hadramawt.

 Sahabat Habib Ali ketika belajar di Makkah dan berdakwah, Habib Ahmad bin Hasan Al Attas berkata:

 ”Apakah Ali banyak melakukan shalat sunah? Apakah dia tidak tidur malam? Apakah dia mengerjakan sekian ribu dzikir? Tidak! Beliau sangat mencintai Allah SWT, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Mereka yang menarik Habib Ali, sehingga tanpa disadari, ia telah bersama mereka dan mereka berkata:

 “Berbicaralah dengan lisan kami”

 Nasihat dan kata-kata hikmah beliau masih terus dibaca dan disenandungkan, baik dalam kumpulan wasiat, nasihat dan ijazah serta qashidah. Diantaranya:

 *"Wahai saudaraku, berprasangka baiklah kepada Allah swt, wujudkanlah kebenaran janji-Nya, dan rasakanlah kebesaran rahmat-Nya. Cukuplah bagi kita firman Allah swt, seperti disabdakan Rasulullah saw:

 “Aku sesuai prasangka hamba kepadaKu, maka berprasangkalah sesukamu."

 *"Barang siapa yang ingin rezekinya lancar lagi barokah, maka berbuat baiklah kepada kedua-orang tuanya."

 Sumber:

Jami Karamatil Auliya. An-Nabhani. Juz 2 

https://pondoksantrikopihitam.wordpress.com/category/al-arif-billah-al-qutbul-wujud-sayyidinal-habib-ali-bin-muhammad-al-habasyi/ 

http://manzafqir.blogspot.com/2014/01/biografi-dan-manaqib-al-habib-ali-bin.html?m=

https://youtu.be/BbWQ26e4FHU

https://youtu.be/xrUTwxBcrZQ

https://sites.google.com/site/pustakapejaten/manaqib-biografi/habaib/al-habib-ali-bin-muhammad-al-habsyi-seiwun

https://www.sufiz.com/jejak-sufi/habib-ali-bin-muhammad-alhabsyi-tanda-kewalian-yang-muncul-sejak-kecil.html

Rabu, 08 Januari 2020

Abu Bakar Ash-Shiddiq 

Setelah menjadi Khalifah, Abu Bakar menyatakan, siapa saja yang kecewa dengan pelantikannya, agar berterus terang. Ali maju sambil berkata:

"Kami tidak akan menurunkanmu dan tidak memintamu untuk mundur. Siapa yang berani melengserkanmu bila Rasulullah sendiri memilihmu..?!"

Abdullah bin Abu Quhafah atau yang terkenal dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq, merupakan As-Sabiqun Al-Awwalun, sahabat utama Nabi, dan khalifah pertama sepeninggal Nabi Saw. Melalui putrinya, 'Aisyah, Abu Bakar merupakan mertua Nabi Muhammad Saw. Bersama ketiga penerusnya, ditambah beberapa bulan Khilafah Hasan bin Ali, Abu Bakar termasuk Khulafaur Rasyidin.

 Kehidupan awal

Abu Bakar lahir di Mekkah sekitar tahun 573 M, dua tahun lebih muda daripada Nabi Saw. Ia berasal dari keluarga kaya. Ayah Abu Bakar bernama Utsman bin Amir, panggilannya Abu Quhafah dan ibunya bernama Salma binti Sakhar panggilannya Ummul-Khair. Keduanya berasal dari Bani Taim.

Masa Muda dan ciri-ciri fisik

Meskipun Abu Quhafah masih hidup, Abu Bakar diakui sebagai pemimpin. Ia terpelajar, menulis dan membaca. Ia memiliki ingatan bagus dan pemahaman baik mengenai silsilah-asal usul suku Arab, sejarah dan politik mereka. Ia berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, dahinya muncul, dan mewarnai janggutnya dengan daun pacar dan katam.

 Islam

Istrinya yang bernama Ummu Ruman dan semua anaknya menerima Islam. Islamnya Abu Bakar membuat banyak orang masuk Islam. Seperti Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqas dan tokoh penting Islam lainnya. Ia membebaskan para budak dengan sebelumnya membeli mereka dari tuannya. Diantaranya adalah Bilal bin Rabah.

 Gelar dan keutamaan

Ash-Shiddiq julukan Nabi Muhammad kepada Abu Bakar merupakan gelar yang paling melekat padanya. Peran Abu Bakr dalam hijrah (622 M) dan kesetiaannya diabadikan dalam Quran.
 Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Musa bin Uqbah:

 “Saya tidak menemukan yang pada dirinya, anak, cucu dan cicitnya hidup sezaman dengan Rasulullah di dalam Islam, kecuali keluarga ini: Abu Quhafah, Abu Bakar bin Abu Quhafah, Abdur Rahman bin Abu Bakar dan Atiq bin Abdur Rahman." 

Hadits dari Abu Bakar

Imam Nawawi dalam At-Tahdzib berkata:
 "Abu Bakar meriwayatkan hadits dari Rasulullah sebanyak seratus empat puluh dua hadits. Sedikitnya hadits yang diriwayatkan, padahal Abu Bakar sahabat yang paling lama menemani Rasulullah, dikarenakan dia meninggal tidak lama setelah Rasulullah, dan belum ada perhatian besar dari para tabiin untuk mendengarkan, mencari serta menghafalnya."

=>

Nabi Saw bersabda:

“Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah Khulafa Ar-Rasyidin setelahku. Gigitlah dengan geraham."

 Menjadi Khalifah

Ali Kwh meriwayatkan, Rasulullah ditanya tentang penggantinya kelak, beliau menjawab:

"Bila Abu Bakar, kalian mendapatkan pemimpin terpercaya, zuhud di dunia dan memilih akhirat. Jika Umar, ia pemimpin kuat dan terpercaya, tak ada yang membuatnya gentar membela Allah. Adapun Ali -kukira kalian tidak akan memilihnya- ia diberi petunjuk dan membawa kalian kejalan lurus."

Abu Bakar ditunjuk menjadi imam menggantikan Nabi Saw, ia juga paling tabah menghadapi wafatnya Nabi Saw. Sehingga banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan beliau Saw. Terpenting dari itu, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya berbaiat kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya. Abu Bakar menjadi khalifah selama dua tahun empat bulan.

Keputusan penting dari Abu Bakar, diantaranya; tetap mengirim pasukan Usamah bin Zaid menghadapi Imperium Romawi, padahal baru dua hari Rasulullah Saw wafat, dan memerangi kaum murtaddin.

 Fadak

Mengetahui kebijakan Rasulullah terhadap penduduk Khaibar, masyarakat Fadak juga berdamai dan rela memberikan setengah dari hasil bumi dan kekayaan mereka kepada Rasulullah. Ini murni milik Nabi Saw. Bersandar dari hadits:

 "Kami para Nabi tidak mewariskan, yang kami tinggalkan adalah sedekah."

maka Abu Bakar memindahkan hasil Fadak untuk maslahat muslimin. Sebagai pewaris Nabi Saw, Fatimah, Ali, semua Ahlul Bait dan Istri-istri Nabi menerima keputusan ini dengan ridha dan tetap mengambil jatah mereka dari Baitul Mal.

 Abu Bakar dan Ahlul Bait

Enam bulan setelah Rasulullah wafat, Fatimah meninggal menyusul ayahnya Saw. Abu Bakar menemui Ali. Dihadapan orang-orang dari Bani Hasyim, Ali menegaskan keterlambatannya berbaiat bukan karena mengingkari keutamaan Abu Bakar atau bahkan kecewa, tetapi karena mereka disibukkan dengan wafatnya Rasulullah ditambah sakitnya Fatimah yang akhirnya juga wafat. Ali berulang-kali menyebut posisinya sebagai kerabat Nabi, hingga membuat Abu Bakar menangis, dan berkata:

 "Kerabat Rasulullah lebih ku cintai daripada keluargaku sendiri."

Pernyataan Ali dibuktikan dengan sikapnya. Setelah Ali dan semua Bani Hasyim membaiat Abu Bakar, ia selalu hadir berjamaah dan ikut musyawarah bersama Abu Bakar dalam mengatur urusan Muslimin.

 Wafat

Menjelang wafat, Abu Bakar menuliskan pengangkatan Umar sebagai penggantinya, surat ini dibacakan di seluruh kawasan Islam, dan keputusan ini disetujui semua sahabat. Setelah 15 hari Abu Bakar sakit, akhirnya beliau wafat pada malam selasa 22 Jumadil Akhir 13 H (23 Agustus 634 M). Umar memimpin shalat jenazah dan ikut turun kedalam kubur Abu Bakar, bersama Thalhah, Utsman dan Abdurrahman bin Abu Bakar. Makamnya berada di samping Rasulullah Saw.

 Sumber:

At-Talid Wath-Tharif, Dr. As-Sayyid Abu Bakr Adni Al-Masyhur

 https://youtu.be/VOrnrdd1Yt0

 https://youtu.be/R8rvWdS3wU4

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakar_Ash-Shiddiq

 https://salafytobat.wordpress.com/tag/keutamaan-abu-bakar-ashidiq-pahlawan-islam-khalifah-islam/ 

 https://muslim.or.id/8725-biografi-abu-bakar-ash-shiddiq.html

 https://m.kiblat.net/2016/03/07/kebijakan-strategis-abu-bakar-as-shiddiq-1-pengiriman-pasukan-usamah-bin-zaid/

Sabtu, 04 Januari 2020

Husein bin Ali 

Pesan Hasan kepada Husein menjelang wafatnya: "Khilafah tidak berjalan mulus untuk ayahmu (Ali). Dan sungguh aku menyangka Allah tidak akan mengumpulkan kepada kita -Ahlul Bait- Risalah Kenabian dan Khilafah. Maka aku tak perlu menjelaskan apa yang sudah pasti kau ketahui.."

 Masa kecil

 Abu Abdillah Husein bin Ali bin Abi Thalib, putra kedua Fatimah binti Rasulillah Saw. Ia dilahirkan di Madinah, 5 Sya’ban 4 H. Mas’udi menulis: “Husein hidup bersama Rasulullah saw selama tujuh tahun. Rasulullah saw sendiri yang memberikan makan, mengajarinya ilmu dan etika.”

 Ciri-ciri fisik dan gelar

 Husein mirip dengan Nabi Muhammad. Rambutnya terjuntai sebahu berwarna hitam. Demikin pula janggutnya. Ia pemurah, suka menjamu tamu dan penyayang. Diantara gelarnya adalah:
Ar-Rasyid
Al-Wafi
As-Sayyid
Adz-Dzaki
Al-Mubarak

 Masa muda

 Sepeninggal Rasulullah Saw, tiga puluh tahun ia selalu menemani ayahnya menghadapi segala problema dan peperangan. Ia termasuk penjaga Khalifah Utsman ketika para pendemo mengepung rumahnya. Ia menyaksikan pembunuhan Ali dan kemudian melaksanakan wasiat ayahnya itu untuk tidak menzhalimi pembunuhnya. Setelah itu, sepuluh tahun mengawal saudaranya. Ia mengerti tujuan perdamaian yang di pilih Hasan, dan pentingnya keselamatan muslimin meski mengorbankan haknya pada syarat yang diajukan dalam perjanjian. Ia juga menahan diri terhadap pembunuh kakaknya ini, atas kebijakan Hasan terhadap orang yang meracuninya. Sampai Hasan syahid pada tahun 50 H.

 Istri dan keturunan

 Husein memiliki beberapa istri dan anak. Tapi keturunannya yang ada sekarang berasal dari Ali bin Husein, yang digelar Zainal Abidin. Ibunya bernama Syahzanan atau Syahrbanu, putri Yazdigird, kaisar terakhir Sasaniyah, Persia. Oleh karena itu, Ali Zainal Abidin dijuluki pula Ibnul-Khiratain, anak dari dua yang terbaik, Arab-Quraisy dan Persia.

 Wasiat Nabi tentang Husein

 “Husain dariku dan aku dari Husain, Allah mencintai orang yang mencintai Husain dan Husain adalah cucuku”

 "Anakku akan di bunuh di suatu tempat bernama Karbala. Siapa yang menyaksikannya maka tolonglah ia"

 Kehormatan Haramain

 Apa yang terjadi terhadap Hasan, ditambah perjanjian yang di buat kakaknya telah dilanggar, mendorong Husein untuk mengambil sikap. Menolak membaiat Yazid. Dalam hal ini Husein tidak sendiri. Bersamanya ada Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin Abu Bakr, Abdullah bin Zubair dan banyak lagi. Husein yakin, cepat atau lambat dirinya tetap dibunuh. Ia meninggalkan Madinah menuju Makkah. Ketika di Makkah ia menerima surat dari penduduk Kuffah yang menyatakan siap membaiatnya, bila ia mau datang. Ini diperkuat kabar dari Muslim bin Aqil bin Abi Thalib, yang sebelumnya diutus Husein, tentang kebenaran pernyataan penduduk Kuffah. Disatu sisi, Husein mendapat tekanan dari penguasa Makkah untuk membaiat Yazid. Ini semakin menambah kuat tekadnya. Banyak sahabat Nabi yang mencegah niat Husein. Ia hanya menegaskan,
 "Lebih baik keluar dari Tanah Haram, meski sejengkal, daripada aku terbunuh didalamnya. Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:

 "Kehormatan Tanah Haram akan dilecehkan sebab seseorang"

 Aku tidak ingin menjadi orang tersebut." Ini terjadi. Tiga hari Madinah dikuasai pasukan Yazid. Mereka memasuki Mesjid Nabawi dengan berkuda dan menginjak-injak mimbar mulia. Selama 64 hari Makkah dikepung dan Kabah beserta isinya terbakar sebab bom Manjaniq.

Antara musuh dan pecinta

 Mengetahui posisinya, Yazid memecat Gubernur Kuffah dan membunuh Muslim bin Aqil. Dua belas ribu pembaiat Husein ketakutan. Muslim sempat mengirim pesan kepada Husein untuk membatalkan niatnya. Husein tetap maju bersama tujuh puluh keluarganya menyambut syahid yang sudah dinubuwwatkan Kakeknya.

 Wafat

 Sampai di Karbala, Husein di kepung dua puluh ribu pasukan Yazid. Ia sempat menanyakan nama daerah itu. Mendengarnya, Husein berkata:

"Rasulullah Saw benar. Inilah tempat kepayahan (Karb) dan Bala."

 Kecuali para wanita dan Ali Zainal Abidin yang ketika itu sakit, Pada 10 Muharram 61 H Husein dan keluarganya syahid.
 إنا لله وإنا إليه راجعون

 Kubur

 Kepala Husein -konon dengan tubuhnya- dibawa ke Asqolan, Palestina. Saat tentara Salib masuk Palestina, abad 6 H/12 M, pasukan Muslim mengamankannya, dan dibawa ke Mesir. Kepala itu mengeluarkan bau wangi, dan darah masih menetes seakan baru terbunuh. Penguasa mesir menyambutnya bersama para ulama dan tentara. Sampai sekarang mereka mengadakan peringatan masuknya kepala Husein ke Mesir di bulan Rabiuts-Tsani.

 Sumber:

 At-Talid Wath-Tharif. As-Sayyid Dr. Abu Bakr Adni Al-Masyhur.

 https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/tragedi-karbala-kematian-husein-bin-ali-dan-terbelahnya-islam-c4SD

 https://youtu.be/rAeAW5dXSPs

 https://youtu.be/jiDDzGlCBHY

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Husain_bin_Ali

Minggu, 29 Desember 2019

Hasan bin Ali 

Dalam At-Talid Wath-Tharif, As-Sayyid Dr. Abu Bakr Adni Al-Masyhur berkata:

"Mengorbankan kekuasaan lebih baik daripada harus menumpahkan darah, dan menukarnya dengan ridha Allah, lestarinya ilmu dan keamanan."


Lahir

Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, anak Fatimah binti Rasulillah Saw.
Hasan lahir pada tanggal 15 Ramadan tahun 3 H/625 M di Madinah.

Masa kecil dan sifat

Saat Rasulullah Saw berbaring, Hasan datang dan duduk di dada kakeknya itu. Malah ia kencing disitu. Melihatnya, Anas bin Malik berusaha mengangkat Hasan. Tapi Rasul melarangnya, dan berkata:

"Biarkan dia.. siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa menyakiti aku berarti menyakiti Allah"

Ibnu Katsir berkata, “Hasan adalah Sayyid kaum Muslimin, seorang ulama yang lembut dan cerdik di kalangan sahabat.”

Sayyidina Hasan berkulit putih kemerah-merahan, kedua matanya lebar serta sangat hitam, kedua pipinya rata, berjenggot lebat dan paling mirip dengan Rasulullah saw.

Keturunan

Hasan banyak memiliki istri dan anak. Tapi keturunannya sekarang bermuara pada
Hasan al-Mutsanna. Darinya terlahir:

-Dinasti Hasyimiyah yang berkuasa di Yordania dan pernah berkuasa atas Iraq serta para Syarif Mekkah.

 -Syekh Abdul Qadir Al-Jilani pendiri tarekat Qadiriyyah juga berasal darinya. Keluarga Dahlan, yang berasal dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Makkah, merupakan keturunan Al-Jilani.

 -Dinasti Idrisiyyah di Maroko dan para Ulamanya. Keluarga Ulama Al-Maliki Al-Hasani berasal dari sini.

 -Syekh Abul Hasan As Syadzili, pendiri tarekat asy-Syadziliyyah.

 -Thobathoba'i yang tersebar di Yaman, Mesir, Iran, Irak, India. 

Khalifah dan perdamaian

Sejak pemberontakan terhadap Khalifah Utsman bin Affan, Hasan bersama saudaranya selalu berada di dekat ayah mereka. Ketika ibu kota pemerintahan dipindah ke Kufah untuk meredam perang saudara, turut serta di perang Jamal, Shiffin dan Nahrawan, Hasan tak pernah jauh dari ayahnya. Puncaknya Hasan mesti menjadi Khalifah ke-5 sebab ayahnya terbunuh. Ulama menyebutkan, para pembaiat Hasan lebih banyak dibanding pembaiat ayahnya. Meski memiliki pasukan besar dan pengikut yang sangat banyak, Hasan lebih menyukai perdamaian dan memilih menerima tawaran Muawiyah. Inilah penggalan khutbahnya:

 "..Mungkin jabatan Khalifah ini adalah hak saya, saya tinggalkan demi kemaslahatan Umat Muhammad dan menghindari pertumpahan darah diantara mereka. Allah swt memberi hidayah kepada kalian dengan sebab pendahulu kami dan melalui kami Allah melindungi darah kalian..”

Hasan berdamai dengan Muawiyah menjadi bukti kebenaran hadits Rasulullah SAW.
Nabi Saw bersabda:

“Sesungguhnya cucuku ini adalah Sayyid, kelak Allah SWT akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslimin melalui dirinya.“

Hasan menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah pada tanggal 5 Rabi’ul Awal, tahun 41 H. Tahun ini dinamakan Tahun Jamaah, karena bersatunya Ummat Islam untuk menghindari bertambahnya korban perang saudara. Menurut Ibnu Katsir, dalil yang menunjukkan bahwa Hasan termasuk Khulafaur-Rasyidin adalah hadits yang diriwayatkan beberapa jalur dari Safinah, maula Rasulillah, Nabi SAW bersabda:

 “Khilafah sesudahku tiga puluh tahun, setelah itu akan muncul raja-raja.”

Khulafaur-Rasyidin menjadi genap tiga puluh tahun dengan dibaiatnya Hasan bin Ali yang kemudian melepaskan kekhalifahan pada bulan Rabiul Awal tahun 41 H. Berarti genap tiga puluh tahun setelah Rasulullah SAW wafat pada bulan Rabi’ul Awal tahun 11 H. Ibnu Katsir berpendapat bahwa ini merupakan tanda kenabian yang sangat besar.

 Pulang ke Madinah

Setelah itu Hasan bersama saudaranya, Husain bin Ali, serta keluarga meninggalkan tanah Iraq menuju Kota Madinah, untuk melestarikan warisan kakeknya. Ilmu dan ibadah.

 Wafat

Hasan bin Ali wafat sebab diracun. Ia menghembuskan nafas terakhir pada 5 Rabi’ul Awal tahun 50 H/670 M di Madinah dalam usia 47 tahun.

Sumber:

https://youtu.be/APUTGPT65MQ

 https://youtu.be/_LJmrjrjjYA

 https://minanews.net/sejarah-khalifah-sejenak-bersama-hasan-bin-ali/

 https://sites.google.com/site/pustakapejaten/manaqib-biografi/ahli-ba-it/al-imam-hasan-as-sibth

Jumat, 27 Desember 2019

Ali bin Abi Thalib

١٩/٢١ رمضان ٤٠ هي

Para Sayyid, Syarif atau Habib yang biasa kita dengar sekarang, merupakan keturunan Nabi Saw melalui anak beliau Fatimah yang menikah dengan Ali.
Rasulullah saw bersabda: 
"Allah menciptakan keturunan setiap Nabi dari tulang sulbinya sendiri, tapi Allah menciptakan keturunanku dari sulbi Ali bin Abi Thalib"

Kelahiran

Ali dilahirkan di Mekkah, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum kenabian Muhammad, atau 23 tahun sebelum hijrah. Ia dilahirkan di dalam Ka'bah.

Orang tua

Ayah Ali bernama Abu Thalib bin Abdul Muttalib bin Hasyim. Pemimpin Bani Hasyim dan salah satu pelindung utama Nabi Muhammad.
Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim. Perempuan yang sangat disayangi Nabi Saw layaknya ibu sendiri. Ketika meninggal, Rasulullah yang memasukkannya kedalam kubur dan berbaring sejenak didalamnya.

Kehidupan Awal

Kelahiran Ali memberi hiburan bagi Nabi. Uzur dan faqirnya Abu Thalib memberi kesempatan bagi Nabi dan Khadijah mengasuh Ali. Ketika Nabi Muhammad menerima wahyu, Ali termasuk lelaki pertama yang beriman dan orang ke 2 yang sholat dengan Nabi Saw bersama Khadijah. Ali berusia 10 tahun. Sebagai anak asuh, ia berkesempatan selalu dekat dengan Nabi. Didikan Nabi dalam semua aspek zahir dan batin menggembleng Ali menjadi pemuda cerdas, berani dan bijak.

Hijrah

Dimalam hijrah, Nabi Saw memerintahkan Ali untuk tidur di kamar Nabi untuk mengelabui kafir Quraisy, dan Ali diminta untuk mengembalikan barang-barang yang sebelumnya dititipkan orang-orang Quraisy kepada Nabi Saw. Ali menampakkan kesan bahwa Nabi yang sedang tidur. Sehingga menjelang pagi barulah mereka sadar bahwa Ali menggantikan Nabi. Setelah melaksanakan tugasnya, Ali berangkat hijrah ke Madinah mengawal para wanita dari keluaga Nabi Saw.

Pernikahan

Di Madinah, Ali menikahi Fatimah, putri Nabi Muhammad Saw ditahun ke 2 hijriyah. Ali tidak menikah dengan wanita lain ketika bersama Fatimah. Dengan Fatimah, Ali memiliki 5 anak. Zainab, Ummu Kultsum, Hasan dan Husain serta Muhsin yang meninggal waktu kecil.
Setelah wafat Fatimah, Ali menikahi beberapa wanita. Diantaranya:
-Fatimah binti Hizam. Juga dikenal dengan Ummul-Banin. Berasal dari Bani Kilab.
-Asma binti Umais. Sebelum dengan Ali, Asma telah menikah dua kali. Suami pertamanya adalah Ja'far bin Abi Thalib. Suami keduanya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
-Umamah binti Abil Ash. Ibunya adalah Zainab, kakak Fatimah. Ali mengawininya atas wasiat dari Fatimah.
-Khaulah binti Ja'far dari Bani Hanifah, yang melahirkan Muhammad bin al-Hanafiyah.

Keturunan

Banyak keturunan Ali yang terbunuh dalam Perang Karbala. Mereka yang masih ada saat ini merupakan keturunan Hasan dan Husain, anak dari Fatimah, Abbas, anak dari Ummul Banin, dan Muhammad bin al-Hanafiyah, anak dari Khaulah. Yang terkenal dari keturunan Ibnul Hanafiyah adalah Syekh Abdul Wahhab Assyarani 973 H/ 1565 M.

=>

As-Sayyid Dr Abu Bakr Adni Al-Masyhur dalam bukunya At-Talid Wath-Tharif:
"Siapa yang tak mencintai dan membela Rasulullah dan Keluarganya ia akan memilih orang-orang kafir dan fasik untuk dibela"

Julukan

Imam Bukhari meriwayatkan:
"Nama yang paling disukai Ali adalah Abu Turab dan ia senang dipanggil dengannya. Julukan ini diberikan oleh Rasulullah. Suatu hari Ali marah kepada Fatimah. Ali keluar rumah dan duduk bersandar di dinding mesjid. Kemudian datanglah Rasulullah Saw dan melihat pundak Ali penuh debu. Karena itu beliau membersihkannya sambil berkata: "Bangunlah Abu Turab!"

Pertempuran

Hampir semua peperangan dia ikuti kecuali perang Tabuk (9 H) karena mewakili Nabi Muhammad untuk menjaga kota Madinah. Dalam perang Badar (2 H) semua sepakat dia menjadi bintang pertempuran di usia sekitar 25 tahun. Perang Khandaq atau Al-Ahzab (5 H) juga menjadi saksi nyata. Sebelum perang Amr bin Abdi Wud menantang duel. Ali yang maju menghadapinya. Tak perlu lama, dengan satu tebasan, Amr bin Abdi Wud terbelah dua. Demikian pula perang Khaibar (7 H). Ali menjebol pintu benteng dan dibawa sebagai tameng. Setelah pasukan Muslim menang dan Ali meletakkan pintu tersebut, terlihat delapan orang berusaha memindahkannya tetapi tidak mampu.

Menjadi Khalifah

Berita bohong yang disebarkan seorang Yahudi, Abdullah bin Saba atau yang terkenal dengan Ibnu Sauda berhasil menggerakkan pendemo menuju Madinah. Bahkan menyebabkan terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan. Hal ini mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontakan yang telah menguasai Madinah, membuat ummat Islam tidak mempunyai pilihan lain kecuali menjadikan Ali satu-satunya Khalifah dan dibaiat secara massal, karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang berbeda-beda.

 Perang Saudara

Atas dasar hasutan penyerahan pembunuh Khalifah Utsman bin Affan, terjadilah perang Jamal di Basrah 36 H. Ali mesti dihadapkan kepada para sahabat mulia. Zubair bin Awwam, Talhah bin Ubaidillah, dan Ummul Mu'minin Aisyah binti Abu Bakar. Namun akhirnya Aisyah mengakui kebenaran Ali karena mendengar gonggongan anjing-anjing di oase Hauab. Aisyah teringat sabda Nabi Saw:

"Bagaimana bila salah satu dari kalian (istri-istri Nabi Saw) digonggongi anjing-anjing Hauab?"

Dengan alasan yang sama, perang Shiffin 37 H terjadi. Ali berhadapan dengan Muawiyah bin Abi Sufyan dan Amr bin Ash. Kebenaran Ali lagi-lagi terbukti. Dengan keberadaan Ammar bin Yaser yang gugur dalam pasukan Ali. Karena Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Ammar akan dibunuh kelompok pembangkang"

Banyak penghafal Quran yang berada dalam pasukan Ali. Tapi mereka sekadar menghafal, tidak memahami. Merasa tidak puas dengan keputusan damai perang Shiffin, mereka membelot. Para khawarij inilah yang Ali hadapi dalam perang Nahrawan 38 H. Ali bersujud syukur setelah mendapati Dzuts-Tsadyah tewas dalam pasukan Khawarij. Orang inilah yang menuduh Nabi Saw tidak adil dalam membagi ghanimah.

 Keutamaan

 Ali meriwayatkan dari Rasulullah Saw sebanyak 586 hadits.
 Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "Tidak ada hadits yang meriwayatkan keutamaan seseorang melebihi keutamaan Ali bin Abi Talib"
 Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ummu Salamah, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, :

"Ali bersama al-Quran dan al-Quran selalu bersama Ali. Keduanya tidak akan berpisah hingga Haudh (telaga Nabi)"

 Wafat

Pada tanggal 17 Ramadan, di Masjid Kufah, Ali diserang seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam dengan pedang pendek yang sudah diracun, saat ia sholat subuh. Ali meninggal dua hari kemudian pada tanggal 19 Ramadan 40 Hijriyah.

Sumber:

https://youtu.be/u2jkFzCC1vE

At-Talid Wath-Tharif
Dr. As-Sayyid Abu Bakar Adni Al-Masyhur

https://www.dictio.id/t/apa-yang-kamu-ketahui-tentang-perang-jamal/51209

https://islami.co/biografi-ali-bin-abi-thalib-lengkap/

Syaraful Muabbad An-Nabhani

Terjemah Tarikh Khulafa As-Suyuti